Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

The Act of Killing (2012) Sinopsis, Informasi

Dikatakan sangat mentah, menakutkan, dan sulit untuk ditonton, The Act of Killing menawarkan bukti yang menghantui tentang kekuatan sinema dokumenter yang membangun dan konfrontatif. Dengan judul Jagal dalam bahasa Indonesia, ini merupakan sebuah film dokumenter eksperimental tentang kriminal dan sejarah rilisan tahun 2012 yang disutradarai Joshua Oppenheimer dengan Christine Cynn dan anonim asal Indonesia bertindak sebagai co-sutradara. Dokumenter ini memperlihatkan tentang algojo dan rekan serta pimpinannya pada masa Orde Baru di Indonesia, memerankan kembali pembunuhan dan membicarakan tindakan mereka secara terbuka, juga mengikuti perjalanan psikologis pembunuh menghadapi topik tersebut. Film ini ditayangkan perdana di dunia pada 31 Agustus 2012 di Festival Film Telluride di Amerika Serikat.

Orang-orang nyata yang tampil dalam film The Act of Killing termasuk Anwar Congo (algojo 1965), Herman Koto (preman dan pemimpin paramiliter), Syamsul Arifin (Gubernur Sumatera Utara), Ibrahim Sinik (penerbit surat kabar), Japto Soerjosoemarno (pemimpin pemuda pancasila), Safit Pardede (pemimpin paramiliter lokal), Jusuf Kalla (Wakil Presiden Indonesia), Adi Zulkadry (rekan algojo 1965), Soaduon Siregar (jurnalis), Marzuki (anggota DPR Sumut), Anif Shah (pemimpin paramiliter), Rahmat Shah, dan Sakhyan Asmara (Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga). Lihat daftar orang-orang lainnya di IMDb.

Proyek ini awalnya direncanakan akibat dari pembuatan film dokumenter The Globalization Tapes pada tahun 2003 oleh Christine Cynn bersama Joshua Oppenheimer dan rekan-rekan lainnya, dalam dokumenter itu juga menyangkut tentang komunis dan genosida. The Act of Killing sebagian besar diambil antara tahun 2005 dan 2011, dengan latar di Medan, Sumatera Utara di Indonesia, serta tim dari Indonesia yang sebagian besar diberi nama anonim. Sebenarnya pembuat film mewawancarai 40 orang yang secara tak terduga sombong atas tindakan mereka, sebelum tertarik pada Anwar Congo pada tahun 2005 karena kualitas humanisnya.

Christine Cynn dan anonim asal Indonesia juga bertindak sebagai produser bersama Anne Köhncke, Signe Byrge Sørensen, dan Michael Uwemedimo. Film ini merupakan hasil kerjasama internasional studio dari Denmark, Britania Raya, dan Norwegia, yang mana itu dikerjakan di bawah Final Cut for Real, Piraya Film, Novaya Zemlya, yang juga bekerjasama dengan Spring Films. The Act of Killing dirilis di Indonesia mulai pada tanggal 1 November 2012 secara diam-diam hingga rilis publik kemudian terlihat dan popularitas pun meningkat, itu diputar oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sepanjang akhir tahun 2012 untuk para pembuat film, penulis, advokat, pendidik, dan organisasi penyintas genosida. (?)

Menurut The Numbers, film dokumenter ini menghabiskan anggaran produksi 1 juta USD dan mengumpulkan pendapatan box office sekitar 1,2 juta USD.


Sinopsis
Sinopsis film The Act of Killing mengikuti individu-individu yang berpartisipasi dalam pembunuhan massal di Indonesia pada tahun 1965-1966, dimana orang-orang yang diduga komunis dan yang menentang rezim Orde Baru disiksa dan dibunuh, dan para pembunuhnya, banyak yang menjadi preman, masih berkuasa di seluruh negeri. Cek video trailer resminya dibawah ini!

~ Kisah para pembunuh yang menang, dan masyarakat yang mereka bangun ~

Memiliki rating The Act of Killing (2012) on IMDb

The Act of Killing diakui secara luas karena metodenya dalam menangani subjeknya, memadukan surealisme dengan realisme. Film tersebut mendapat sertifikat "FRESH" di situs Rotten Tomatoes dan diputar di festival film dunia lainnya yang termasuk Festival Film Internasional Toronto 2012, serta Festival Film Internasional Berlin, Festival Film Internasional Seatlle, dan Festival Film Sydney pada tahun 2013.

Film ini telah masuk dalam daftar film terbaik oleh berbagai kritikus, dan telah mendapatkan berbagai penghargaan. Di Academy Award tahun 2014, The Act of Killing dinominasikan untuk "Fitur Dokumenter Terbaik" tetapi kalah dari 20 Feet from Stardom (2013). Sementara di BAFTA Award tahun 2014, film ini berhasil memenangkan penghargaan "Dokumenter Terbaik" di samping nominasi "Film Non-Bahasa Inggris Terbaik". Lihat daftar penghargaan lainnya di IMDb.

Rumah atau patung ikan mas yang terlihat menonjol sepanjang film adalah bekas restoran yang tutup pada tahun 1997, itu difilmkan terakhir dan mewakili mimpi demam Anwar Congo yang ambigu.

Jagal aka The Act of Killing juga menjadi bahan analisis ilmiah mengenai pembuatan film dokumenter, dan pembunuhan massal itu sendiri. Di Tiongkok, film tersebut memicu kemarahan karena penggambaran preman yang memeras uang dari warga Tionghoa Indonesia. Pemerintah Indonesia belum memberikan tanggapan positif, dengan alasan bahwa hal tersebut merupakan gambaran sejarah negara yang menyesatkan. Hal ini juga membantu mengkatalisasi perbincangan luas mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia, dimana realitas yang terjadi lebih banyak diketahui, terutama dengan keterlibatan tidak langsung dari dunia Barat.

The Act of Killing dapat ditonton gratis di saluran youtube JAGAL - The Act of Killing (full movie) dengan durasi penuh 159 menit yang merupakan versi potongan sutradara, sementara versi bioskop hanya berdurasi 115 menit. Pendamping film ini, adalah The Look of Silence yang menggambarkan dari sudut pandang keluarga korban pembunuhan massal brutal tahun 1965 di Indonesia.

Panduan Orang Tua
Pedoman orang tua atau Parents Guide film The Act of Killing, untuk keamanan dan kenyamanan saat menonton, ada beberapa hal-hal yang harus diwaspadai berikut ini. Belum tercatat peringkat umur khusus untuk film ini atau Not Rated. Pedoman di bawah ini adalah untuk rilisan asli film tanpa potongan apapun, atau bukan pedoman khusus untuk versi rilis bioskop. Yang perlu diperhatikan meliputi:
  • Seks & Ketelanjangan: Sindiran dan dialog s*ksual, termasuk deskripsi pemerk*saan. Pria bertelanjang dada.
  • Kekerasan & Sadis: [BERAT] Adegan kekerasan dalam film dan reka adegan pembunuhan berdarah, termasuk tubuh terpotong dan organ dalam ditampilkan. Sebagian besar karakter menceritakan tentang kekerasan pembunuhan brutal yang dilakukannya.
  • Adegan Menakutkan: [BERAT] Riasan wajah hancur berdarah dan reka adegan kekerasan bisa mengganggu. Tema kekerasan brutal termasuk deskripsi seksual bisa meresahkan.
  • Alkohol & Rokok: Orang merokok dan minum.
  • Beberapa kata kotor.

Belum ada komentar. Silahkan berikan komentar tentang pendapat atau review Anda disini :)